TUGAS
PORTOFOLIO 1
(SITI
ALFIAH-1A113220)
I.
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
1.
Hakekat manusia
a. unsur-unsur
yang membangun manusia
·
a. Jasad,
yaitu : badan kasar manusia yang Nampak pada
luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
·
b. Hayat,
yaitu : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan
gerak.
·
c. Ruh,
yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan,
daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan
pencipta yang bersifat konseptual yang jadi
pusat lahirnya kebudayaan.
·
d. Nafas,
yaitu : kesadaran tentang diri sendiri.
b. Pengertian Hakekat Manusia
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
a. Makhluk
yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu
yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
c. Makhluk yang
mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk
yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
(tuntas) selama hidupnya.
e. Individu
yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati
f. Suatu
keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan
potensi yang tak terbatas
g. Makhluk
Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan
jahat.
h. Individu
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia
tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.
c. Perbedaan Manusia dengan mahkluk lain
Mnusia adala mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna,
jika dibandingkan dengan mahkluk lainnya.
Kesempurnaan terletak pada abad dankebudayaannya, karena
manusia dilengkapi oleh penciptannya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang
terdapat dalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia
dan mempertimbangkan, menilai dan berkehendakmenciptakan kebenaran, keindahan,
kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu
menciptakan kesenian. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat
pada manusia misalnya :
1) Perasaan intelektual, yaitu
perasaan yang berkenan dengan pengetahuan.
2) Perasaan estetis, yaitu
perasaan yang berkenan dengan keindahan
3) Perasaan etis, yaitu
perasaan yang berkenan dengan kebaikan
4) Perasaan diri, yaitu
perasaan yang berkeknan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain
5) Perasaan sosial, yaitu
perasaan yang berkenan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut
merasakan kehidupan orang lain
6) Perasaan religius, yaitu
perasaan yang berkenan dengan agama atau kepercayaan
c. Mahkluk biokultural,
yaitu mahkluk hayati dan budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi
faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahkluk hayati, manusia dapat
dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi,
patalogi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan kemasyarakatannya,
kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas,bahasa, dan
sebagainya.
Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah
makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu
yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan
kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia
berbudaya .
Manusia memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari makhluk
lainnya, manusia juga memiliki akal yang dapat memperhitungkan tindakannya
melalui proses belajar yang terus-menerus. Oleh
karena itu manusia harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan
pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia
harus memiliki ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan
ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara
kewajiban dan yang bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan
berjalan dengan harmonis dan seimbang. Agar hasil dari pendidikan, yakni
kebudayaan dapat diimplementasikan dimasyaakat.
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang
sebagai motivator terwujudnya budaya yang tinggi. Selain itu pendidikan
haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang
dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi
bangsa pada umumnya.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia
pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara
tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang
tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
d. Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang
mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia &
Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang
terdapat di daerah Timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan
kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang
tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan
aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk
sambil memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka berdemokrasi
dengan tertib dan damai. Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur
kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian.
Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara tersebut
memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya
daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan
terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi
orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun.
Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas
kepribadian yang unik. Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental
dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara
tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia
masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari
masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas
daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong.
e. Bagian psiko sosiogram manusia
Pada hakikatnya manusia dan
kebudayaan adalah sesuatu ikatan yang tidak mungkin bisa dipisahkan dalam kehidupan
kita. Manusia diciptakan oleh Tuhan secara sempurna untuk menjalankan
hakekatnya sebagai manusia bumi. Setiap manusia pasti akan meneruskan budaya
yang telah ada dari jaman nenek moyangnya. Hal itu akan berlanjut terus –
menerus seiring jalannya waktu.
2. Kebudayaan
1. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal darikata kultur yang dalam kata
Latin adalah cultura (kata kerjanya, colo,colore) dan artinya memelihara atau
mengerjakan, mengolah. Pengertianini berkembang menjelang abad 18 melalui
karangan Herder tentangsejarah semesta, Ideen zur Geschichte der Menscheit, dan
terutamakarangan Klem berjudul Allgemeine Culturgesschichte der Menscheit.Dalam
analisa kedua tokoh ini perkataan kultur atau kebudayaan dalamarti yang modern
mendapat arti tingkat kemajuan, yaitu tingkat pengerjaanatau pengolahan yang
dicapai manusia pada suatu ketika dalam perjalanansejarah.Lebih jauh
Alisjahbana menyebutkan bahwa terdapat 7 (tujuh)penggolongan defenisi
kebudayaan, yakni pertama menekankankenyataan, bahwa kebudayaan itu adalah
suatu keseluruhan yangkompleks, yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda
seperti pengetahuan,kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan segala
kecakapan yanglain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kedua,menekankan
sejarah kebudayaan, yang memandang kebudayaan sebagaiwarisan sosial atau
tradisi. Ketiga, menekankan segi kebudayaan yangnormatif, yakni kebudayaan
sebagai cara, aturan dan jalan hidup manusia. Disini juga ditekankan cita-cita,
nilai-nilai dan kelakukan. Keempat,pendekatan secara Psikologi, kebudayaan
sebagai penyesuaian manusiakepada sekitarnya. Dalam hal ini, Summer dan Keller
yang menekankanpenyesuaian manusia pada keadaan dan syarat-syarat
hidupnya.Sedangkan Kroeber dan Kluckhohn menekankan usaha belajar danpembiasaan
serta defenisi yang bersifat psikologi murni yang dirumuskandalam istilah
psiko-analisis dan psikologi sosial. Kelima, menekankan halhalyang bersifat
struktur yang membicarakan pola-pola dan organisasikebudayaan. Keenam, kebudayaan
dipahami sebagai hasil perbuatan ataukecerdasan manusia. Grover merumuskan
kebudayaan sebagai hasilpergaulan atau perkumpulan manusia. Dalam hal ini juga
ditekankanpikiran-pikiran dan lambang-lambang. Ketujuh merupakan
defenisidefenisiyang tidak lengkap dan tidak bersistem.Alisjahbana maupun
Koentjaraningrat mengakui bahwa banyaksekali defenisi-defenisi kebudayaan yang
mengacu pada suatu disiplinilmu tertentu, bukan saja antropologi, tetapi juga
sosiologi, filsafat, sejarahmaupun kesusasteraan. Berdasarkan ilmu Antroplogi,
Koentjaraningratmendefenisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan,
tindakandan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yangdijadikan
milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan culture, dalam kata Sanskerta adalah buddhayah,
dalambentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian,
kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal, ataudaya dari
budi. Zoetmulder juga melihat kodrat manusia dengan akalbudinya merupakan titik
tolak kebudayaan.Selanjutnya, Soerjanto Poespowardojo dalam memaknai
kebudayaanmenegaskan bahwa:Kebudayaan adalah identitas suatu bangsa. Dengan
demikian,jelaslah bahwa kebudayaan bukan sekedar pakaian, melainkanhidup yang
memolakan setiap sikap dan perbuatan berdasarkannilai yang dihayati. Kebudayaan
di satu pihak adalah ciptaanpribadi-pribadi manusia, namun juga merupakan
ciptaan seluruhmasyarakat, karena seseorang tidak mungkin menciptakan
karyabudayanya tanpa pengaruh dan pembentukan dari masyarakat,dimana dia
dibesarkan. Maka, kebudayaan adalah keseluruhanwarisan yang dilanjutkan dari
generasi yang satu ke generasiseterusnya.Stephen K. Sanderson tidak melihat
kebudayaan sebagai pewarisansecara biologis, tetapi ”kebudayaan sebagai
keseluruhan karakteristik paraanggota sebuah masyarakat, termasuk peralatan,
pengetahuan, dan caraberpikir dan cara bertindak yang telah terpolakan, yang
dipelajari dandisebarkan serta bukan merupakan hasil dari pewarisan
biologis.Sanderson membagi empat karakteristik utama kebudayaan,
pertama,kebudayaan mendasarkan diri pada simbol. Simbol sangat esensial
bagikebudayaan, karena ia merupakan mekanisme yang diperlukan untukmenyimpan
dan mentransmisikan sejumlah besar informasi yangmembentuk kebudayaan. Kedua,
kebudayaan itu dipelajari dan tidaktergantung kepada pewarisan biologis dalam
transmisinya. Ketiga,kebudayaan adalah sistem yang dipikul bersama
oleh anggota suatu masyarakat, yakni, ia merupakan representasi dari para
anggotamasyarakat yang dipandang secara kolektif daripada individual.
2.
7 unsur Kebudayaan
1. Unsur peralatan dan erlengkapan hidup, seperti:
rumah, pakaian, kendaraan, dll
2. Unsur mata pencaharian / perekonomian, seperti
pegawai, petani, buruh, dll
3. Unsur sistem kemasyarakatan, yang meliputi: hukum,
kekerabatan, perkawinan, dll
4. Unsur bahasa baik lisan maupun tulisan yang
berfungsi sebagai alat komunikasi
5. Unsur Kesenian, seperti seni tari,
seni musik , seni rupa, dll
6. unsur ilmu pengetahuan dan teknologi
7. Unsur agama dan kepercayaan
3.
3 Wujud Kebudayaan Menurut
Dimensi
Menurut J.J. Hoenigman (dalam Koentjaraningrat, 1986), wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai , norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak ; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat . Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam
bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi , mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang ber- dasarkan
adat tata kelakuan. Sifatnya konkret , terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan
dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Pada kenyataannya, kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu
tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan
karya (artefak) manusia. Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat
digolongkan atas dua komponen utama, yaitu kebudayaan material dan kebudayaan
non- material. Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang
nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan
yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat,
perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup
barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,
gedung pencakar langit, dan mesin cuci. Kebudayaan nonmaterial adalah
ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya
berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
4.
Faktor Yang Mempengaruhi
Diterima Atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru
Berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi diterima atau
tidaknya suatu unsur kebudayaan :
1. Terbiasanya masyarakat tersebut mempunyai hubungan/kontak
kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut, yang
mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang terbuka bagi
hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya, cenderung
menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka terhadap unsur-unsur
kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih lagi nampak
menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide bahwa kemajuan dapat
dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang dan berasal
dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari kebudayaan yang
datang dari luar.
2. Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam
kebudayaan tersebut ditentukan oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran
agama; dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada dalam
masyarakat tersebut; maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru atau
asing selalu mengalami kelambatan karena harus di sensor dulu oleh berbagai
ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang berlaku. Dengan demikian, suatu
unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur kebudayaan yang baru
tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang berlaku, dan karenanya
tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan
proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang didasarkan
atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur kebudayaan
baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau tidak
langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang menguntungkan
mereka.
4. Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah diterima
oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang
menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut. Di
pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut dapat menjadi
landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan di Jawa; dan
memang dalam kenyataan demikian.
5. Sebuah unsur baru yang mempunyai skala kegiatan yang
terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya oleh warga masyarakat
yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur kebudayaan yang mempunyai
skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan kegunaannya. Contohnya
adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh warga masyarakat
Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah merupakan benda yang
biasa dipunyai.
5.
Hubungan Manusia Dengan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat
terkait satu sama lain. Manusia di alam dunia ini mememgang peran yang unik,
dan dapat di pandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan
makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap
kegiatan sering disebuthomo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), makhluk yang
selalu ingin memiliki kekuasaan (politik), makhluk yang berbudaya dan lain
sebagainya.
Contoh hubungan manusia dengan kebudayaan
1. Secara sederhana hubungan
antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan
kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia, tetapi apakah sederhana
itu hubungan keduannya? Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai
dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduannya berbeda tetapi keduannya
merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan
itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya.
Tampak bahwa keduannya akhirnnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang
dapat kita lihat adalah hubungan anatara manusia dengan peraturan – peraturan
kemasyarakatnya. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah
peraturan itu jadi maka yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang
dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak
dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupkan perwujudan
dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan
tidak akan jauh menyimpang dari kemauaan manusia yang membuatnya. Apabila
anusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaaan manusia, dia akan menjadi
terasing atau telinasi.
2. Manusia dan kebudayaan atau
manusia dan masyarakat oleh karna itu memiliki hubungan keterkaitan yang erat
satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak bisa lagi membedakan mana
yang lebih awal muncul manusi atau kebudayaan. Analisa terhadap
keberadaan keduannya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar
analisis dapat dilakukan dengan lebih cermat.
6.
Pengertian
Dialektis
berasal dari kata dialog yang berarti komunikasi dua arah, istilah ini telah ada sejak masa yunani kuno ketika diintrodusir pemahaman bahwa segala sesuatu berubah
7. 3 Tahap Dalam Proses Dialektis
Proses dialektis
terdapat 3 tahap yaitu :
1. Eksternalisasi yaitu
proses dimana manusia menekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivitasi yaitu
proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
3. Internalisasi yaitu
proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
II.
Konsep
Ilmu Budaya Dasar Dan Kesastraan
1. Pengertian Sastra dan Seni
Sastra
meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti
catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan
sebagainya yang dalam arti khusus dapat kita gunakan dalam konteks kebudayaan,
adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia.
Jadi, sastra adalah hasil budaya dapat diartikan
sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang
lahir dari perasaan dan pemikirannya.
Seni sastra tidak hanya berhubungan dengan
tulisan tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan
pengalaman atau pemikiran tertentu. Oleh karena itu, seni sastra bisa dibagi
menjadi dua, yaitu:
a) Seni Sastra Tulis
Banyak sekali jenis seni sastra
tulisan yang berkembang di masyarakat, misalnya dalam bentuk prosa, puisi,
cerita fiksi, dan essay.
b) Seni Sastra Lisan
Seni sastra lisan disampaikan
dengan bahasa lisan.
2. Peranan Sastra dan Seni
Dalam berbahasa
pun mulai memperlihatkan keseragaman berbahasa yang hampir kejakarta-jakartaan
bahasanya. Selain itu sinetron juga memberikan efek bagi psikologis dan psikis
penontonnya. Begitupun budaya sudah semestinya dalam salah satu unsurnya yang
mampu memberikan sumbangan dalam pengembangan bahasa itu sendiri.
Untuk itu perlu kiranya dilihat sejauh mana
peranan sastra dan budaya dalam pengembangan bahasa, khususnya dalam
karya-karya sastra sehingga kita dapat gambaran yang jelas peranan dari kedua
hal tersebut.
3. Hubungan Antara Sastra, Seni dengan Ilmu Budaya
Dasar
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar
adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari
hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya.
dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. Jika manusia hidup tanpa bisa
menyalurkan ekspresi mereka atau tidak bisa berkomunikasi dengan manusia
lainnya, maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.
4.
IBD diHubungankan
dengan Prosa
a.
Pengertian
Prosa
Prosa adalah suatu jenis
tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang
dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti
leksikalnya. Prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau
ide. Karena itu, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel,
ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
b.
Jenis-jenis prosa
Prosa lama :
1. Hikayat
2. Sejarah
3. Kisah
4. Dongeng
Prosa baru :
1. Roman
2. Novel
3. Cerpen
4. Riwayat
5. Kritik
6. Resensi
7. Esai
c.
Komponen dalam Prosa Lama dan prosa
Baru
Lima Komponen Dalam Prosa Lama
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara
Lima Komponen Dalam Prosa Baru :
1. Cerita pendek
2. Roman/ novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
5.
Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
1. Prosa fiksi
memberikan kesenangan
Keistimewaannya pembaca mendapatkan pengalaman
sebagaimana mengalami sendiri peristiwa tersebut
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sedikit informasi yang
tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi
dan warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi sesorang dapat menilai kehidupan
berdasarkan pengalaman dengan banyak individu.
6.
IBD dengan
Puisi
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan satra
bagian dari kesenian, dan kesenian adalah cabang unsur kebudayaan. Kalau diberi
batasan, puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan
manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang asrtistik, estetik, yang
secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan, atau keestetikaan
bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan
menggunakan :
• Figura bahasa
• Kata-kata yang ambiquitas
• Kata-kata berjiwa
• Kata-kata yang konotatif, dan
• Pengulangan
Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis, dan
sukar dicerna maknanya itu, puisi berisi tentang potret kehidupan manusia. Puisi
merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair terhadap kehidupan manusia,
terhadap alam dan Tuhan yang diekspresikannya melalui bahasa yang asrtistik.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian
puisi pada Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
• Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam
sastra puisi disebut ” pengalaman perwakilan “. Ini berarti bahwa manusia
senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih
menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar sekumpulan pengalaman langsung
yang terbatas.
Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu
dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu
kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang
dituangkan penyair dalam puisinya.
• Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual
Dengan membaca puisi kita diajak untuk dapat
menjenguk hati / pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri. Karena
melalui puisinya penyair menunjukkan kepada pembaca bagian lain dalam hati
manusia, dan menjelaskan pengalaman setiap orang.
• Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang
pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, yang terlibat dalam issue dan
problem sosial. Secara imaginatif, puisi dapat menafsirkan situasi dasar
manusia sosial yang bisa berupa :
1. Penderitaan atas ketidakadilan
2. Perjuangan untuk kekuasaaan
3. Konflik dengan sesamanya
4. Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Puisi pada umumnya sarat akan nilai-nilai etika,
estetika juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai
puisi adalah cinta kasih.
7.
Contoh
Puisi
Mimpi
Jika hatimu terasa gundah
Berbaringlah dalam kesunyianmu
Jika hatimu tak lekas cerah
Pejamkan matamu dan tidurlah
Bawa dirimu terbang dan melayang
Dalam indah dunia mimpi
Jika hatimu t’lah riang
Buka mata dan bangkitlah dari mimpimu
Karena ada orang-orang yang menantimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar