Sabtu, 22 Juni 2013

Sistem Perbankan Electronik

Perkembangan Teknologi Perbankan Elektronik :


Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis makin banyak dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti misalnya melakukan jual-beli. Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam segala aspek kehidupan kita.
Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi perbankan. Bank di Indonesia mulai memasuki dunia maya yaitu internet banking atau yang lebih dikenal dengan E-Banking, yang merupakan bentuk layanan perbankan secara elektronik melalui media internet. E-Banking pada dasarnya merupakan suatu kontak transaksi perbankan antara pihak bank dan nasabah dengan menggunakan media internet.

Jenis-Jenis E-Banking :

Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang disediakan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.
Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat data bank, untuk melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar tagihan, dan lain-lain.
Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.
Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening nasabah.
Direct Payment (also electronic bill payment). Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana elektronik. Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke rekening kreditor. Direct payment berbeda dari preauthorized debit dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi direct payment.
Direct Payment (also electronic bill payment). Bentuk pembayaran tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara online, misalnya melalui email atau catatan dalam rekening bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar tagihan tersebut secara online juga. Pembayaran tersebut secara elektronik akan mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut.
Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.
Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.
Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oelh pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales. Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara elektronik.
Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan telpon, dll). Dana secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening kreditor (misalnya PLN atau PT Telkom).
Prepaid Card. Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tadi ke penerbit kartu.
Smart Card. Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada sistem terbuka (misalnya untuk pembayaran transportasi publik) atau sistem tertutup (misalnya MasterCard atau Visa networks).
Stored-Value Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain.


Prinsip Penerapan E-Banking dan M-Banking :
Electronic Banking (e-banking) merupakan suatu aktifitas layanan perbankan yang menggabungkan antara sistem informasi dan teknologi, e-banking meliputi phone banking, mobile banking, dan internet banking. E-banking didefinisikan sebagai penghantaran otomatis jasa dan produk bank secara langsung kepada nasabah melalui elektronik, saluran komunikasi interaktif.
E-Banking meliputi sistem yang memungkinkan nasabah bank, baik individu ataupun bisnis, untuk mengakses rekening, melakukan transaksi bisnis, atau mendapatkan informasi produk dan jasa bank melalui jaringan pribadi atau publik, termasuk internet. Nasabah dapat mengakses e-banking melalui piranti pintar elektronis seperti komputer/PC, PDA, ATM, atau telepon.


Contoh-contoh E-Banking yang diterapkan di dalam sebuah bank adalah :


ATM, Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri
Ini adalah saluran e-Banking paling populer yang kita kenal. Setiap kita pasti mempunyai kartu ATM dan menggunakan fasilitas ATM. Fitur tradisional ATM adalah untuk mengetahui informasi saldo dan melakukan penarikan tunai. Dalam perkembangannya, fitur semakin bertambah yang memungkinkan untuk melakukan pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (voucher dan tiket), dan yang terkini transfer ke bank lain (dalam satu switching jaringan ATM). Selain bertransaksi melalui mesin ATM, kartu ATM dapat pula digunakan untuk berbelanja di tempat perbelanjaan, berfungsi sebagai kartu debit. Bila kita mengenal ATM sebagai mesin untuk mengambil uang, belakangan muncul pula ATM yang dapat menerima setoran uang, yang dikenal pula sebagai Cash Deposit Machine/CDM. Layaklah bila ATM disebut sebagai mesin sejuta umat dan segala bisa, karena ragam fitur dan kemudahan penggunaannya.

Phone Banking

Ini adalah saluran yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi dengan bank via telepon. Pada awalnya lazim diakses melalui telepon rumah, namun seiring dengan makin populernya telepon genggam/HP, maka tersedia pula nomor akses khusus via HP bertarif panggilan flat dari manapun nasabah berada. Pada awalnya, layanan Phone Banking hanya bersifat informasi yaitu untuk informasi jasa/produk bank dan informasi saldo rekening serta dilayani oleh Customer Service Operator/CSO. Namun profilnya kemudian berkembang untuk transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain; serta dilayani oleh Interactive Voice Response (IVR). Fasilitas ini boleh dibilang lebih praktis ketimbang ATM untuk transaksi non tunai, karena cukup menggunakan telepon/HP di manapun kita berada, kita bisa melakukan berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain.

Internet Banking

Ini termasuk saluran teranyar e-Banking yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi via internet dengan menggunakan komputer/PC atau PDA. Fitur transaksi yang dapat dilakukan sama dengan Phone Banking yaitu informasi jasa/produk bank, informasi saldo rekening, transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain. Kelebihan dari saluran ini adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan informasi secara lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA.

SMS/m-Banking


Saluran ini pada dasarnya evolusi lebih lanjut dari Phone Banking, yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), dan pembelian voucher. Untuk transaksi lainnya pada dasarnya dapat pula dilakukan, namun tergantung pada akses yang dapat diberikan bank. Saluran ini sebenarnya termasuk praktis namun dalam prakteknya agak merepotkan karena nasabah harus menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan sms.
Di balik kemudahan e-Banking tersimpan pula risiko, untuk itu diperlukan pengaman yang baik. Lazimnya untuk ATM, nasabah diberikan kartu ATM dan kode rahasia pribadi (PIN); sedangkan untuk Phone Banking, Internet Banking, dan SMS/m-Banking, nasabah diberikan kode pengenal (userid) dan PIN. Sebagai pengaman tambahan untuk internet banking, pada bank tertentu diberikan piranti tambahan untuk mengeluarkan PIN acak/random. Sedangkan untuk SMS Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor HP yang digunakan.



Dengan beragamnya kemudahan transaksi via e-Banking, kini pilihan ada di tangan kita untuk memanfaatkannya atau tidak. Namun mengingat tidak semua bank menyediakan layanan-layanan tersebut, maka seberapa pintarkah bank kita? Untuk dapat bertransaksi pintar, kini saatnya memilih bank pintar kita, tentunya sesuai kebutuhan transaksi.



Internasional Elektronik Fund Transfer :
Electronic Funds Transfer Systems (EFTS) sudah menjadi metode utama yang melibatkan pembayaran dana dalam jumlah besar yang dilakukan lembaga keuangan dan nasabah bisnisnya. EFT didefinisikan sebagai pemindahan dana yang diawali dari terminal elektronik, instrument telpon, computer, atau magnetic tape untuk memesan, memerintahkan, atau memberikan kewenangan kepada lembaga keuangan untuk mendebet atau mengkredit rekening. Kemampuan lembaga keuangan untuk menyediakan jasa-jasa tersebut seiring dengan perkembangan teknologi computer dan teknologi komunikasi data.

Selasa, 23 April 2013

TUGAS II TERAPAN KOMPUTER PERBANKAN


1.  Jasa-jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang dilakukan oleh suatu bank untuk memperlancar aktivitas bank tersebut dan juga untuk mendapatkan keuntungan yang sering disebut fee based. Sebutkan minimal 15 keuntungan yang diperoleh dari jasa-jasa bank tersebut?
·         Biaya adminstrasi (adm kredit )
·         Biaya kirim (biaya transfer)
·         Biaya tagih (biaya kliring)
·         Biaya provisi dan komisi (jasa kredit/transfer)
·         Biaya sewa (sewa safe deposit box)
·         Biaya iuran (biaya kartu kredit)
·         Inkasso (Jasa penagihan)
·         Warkat Inkaso
·         Transfer (Jasa pengiriman uang)
·         Safe Deposit Box (Kotak Penyimpanan)
·         Letter Of Credit (L/ C) / Ekspor Impor
·         Travellers Cheque (Jasa cek wisata) Warkat Inkaso Tanpa Lampiran
·         Warkat Inkaso Dengan Lampiran
·         Transfer Keluar
( sumber : Buku Dasar – dasar perbankan, Kasmir, SE., MM)

2.     Jelaskan dengan lengkap yang dimaksud dengan,
a.      Kiriman uang (Transfer) merupakan jasa pengiriman uang lewat bank baik dalam kota, luar kota atau keluar negeri. (sumber buku BANK DAN LENBAGA KEUANGAN LAINNYA, penulis Dr. Kasmir hal 130)

b.      Kliring  merupakan sarana atau cara perhitungan hitang piutang dalam bentuk surat surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk. ( sumber buku AKUNTANSI PERBANKAN EDISI 3, penulis Dr. Taswan,S.E,M.Si hal 69)


c.      Inkaso adalah jasa perbankan yang melibatkan pihak ketiga dalam rangka penyelesaian tagihan berupa warkat-warkat atau surat berharga yang tidak dapat di ambil alih atau dibayarkan segera kepada si pemberi amanat untuk keuntungannya. ( sumber buku AKUNTANSI PERBANKAN EDISI 3, penulis Dr. Taswan,S.E,M.Si hal 299)

d.      Safe Deposit Box adalah kebutuhan keamanan dan kerahasiaan barang berharga yang dimilki seseorang atau lembaga akan lebih terjamin bila di titipkan di bank. ( sumber buku AKUNTANSI PERBANKAN EDISI 3, PENULIS Dr. Taswan,S.E,M.Si hal 338)


e.      Bank note adalah uang kartal asing yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh bank diluar negeri . (sumber buku BANK DAN LENBAGA KEUANGAN LAINNYA, penulis Dr. Kasmir hal 137)

f.        Bank Card  merupakan “kartu pelastik” yang dikeluarkan oleh bank yang diberikan kepada nasabahnya untuk dapat dipergunakan sabagai alat pembayaran ditempat- tempat tertentu seperti supermarket, restoran, hotel, dll. (sumber buku BANK DAN LENBAGA KEUANGAN LAINNYA, penulis Dr. Kasmir hal 138)


g.      Travellers Cheque merupak surat berharga yang diterbitkan dalam valuta rupiah dengan cirri aman, terpercaya, praktis dan fleksibel, serta dijamin oleh bank penerbit dengan masa berlaku tidak terbatas. ( sumber buku AKUNTANSI PERBANKAN EDISI 3, penulis Dr. Taswan,S.E,M.Si hal 339)

h.      Letter of Credit adalah janji membayar dari bank penerbit kepada beneficiary, sepanjang beneficiary memenuhi persyaratan latter of credit. Persyaratannya adalah berupa keharusan bagi beneficiary untuk menyerahkan kepada bank penerbit sejumlah dokumen yang mewakili barang atau jasa yang diperjual belikan sebagaimana dinyatakan dalam letter of credit. (Sumber buku TRANSAKSI BISNIS DAN PERBANKAN INTERNASIONAL, penulis Romlan Ginting, halaman 71)

i.         Bank Garansi adalah jasa perbankan untuk menjamin terlaksanannya transaksi yang terjadi antara pihak di luar bank dari kemungkinan resiko yangtimbul di kemudian hari semakin diminati kalangan bisnis. ( sumber buku AKUNTANSI PERBANKAN EDISI 3, penulis Dr. Taswan,S.E,M.Si hal 315)

3.     Jelaskan dengan lengkap dan jelas mengenai ,
a.      Simpanan Giro adalah sebuah simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, surat perintah bayar yanglain, bilyet giro, atau surat pemindah bukuan yang lain. ( sumber buku AKUNTANSI PERBANKAN EDISI 3, penulis Dr. Taswan,S.E,M.Si hal 91)

b.      Simpanan Tabungan rekening yang digunakan untuk menampung simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu. ( sumber buku AKUNTANSI PERBANKAN EDISI 3, penulis Dr. Taswan,S.E,M.Si hal 27)


c.      Simpanan Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpanan dengan bank yang bersangkutan. ( sumber buku AKUNTANSI PERBANKAN EDISI 3, penulis Dr. Taswan,S.E,M.Si hal 105)


4.     Tn. A bermaksud menyimpan uang dalam deposito on call sejumlah 60 juta rupiah, tanggal 4 agustus 2010 bunga 2% pm. Deposito on call dicairkan tanggal 22 agustus 2010. Berapa bunga yang diperoleh Tn. A ?

lama deposit on call 4 – 22 = 18 hari
Bunga = 2 % x 60.000.000 x 18 hari
                       30 hari
= Rp 720.000


5.     Tn. A ingin membeli 10 lb sertifikat deposito @ 2 juta rupiah untuk jangka waktu 6 bulan pembayaran secara tunai. Bunga 12% dan diambil dimuka tunai, Tax 15%. Setelah jatuh tempo seluruh sertifikat depo dicairkan dan seluruh uangnya dimasukkan ke rekening gironya. Berapa jumlah yang harus di bayar oleh Tn. A ?
Total nominal (SD) 10 X 2.000.000 = 20.000.000
Bunga = 12% X 20.000.000 x 6bulan


12 bulan                            = Rp 1.200.000
Pajak : 15% x 1.200.000 = Rp.180.000
Bunga dimuka = 1.200.000 – 180.000 = 1.020.000
Jumlah yg harus dibayar = 20.000.000 – 1.020.000 = Rp. 18.980.000



6.     Transaksi yang terjadi pada rekening tabungan Tn. A selama agustus 2010
Tanggal
Keterangan
Jumlah (Rp)
01 Agustus 2010
Saldo
700.000,-
07 Agustus 2010
Tarik tunai
200.000,-
12 Agustus 2010
Transfer masuk
600.000,-
19 Agustus 2010
Setor kliring
100.000,-
26 Agustus 2010
Tarik tunai
1.000.000,-
Berapa jumlah bunga yang diperoleh Tn. A apabila bunga dihitung secara harian dan besarnya bunga 16% pa, tax 15% dan berapa saldo akhir tabungan pada bulan yang bersangkutan.


Tax/pajak = [700 ribu x 16% x(100% - 15 %)x26 hari] : 365 hari = 112000×0,05×26 = 145600 : 365 hari
Pajak yg di dapat Rp. 3.989 Saldo akhir = 700 rbu x 3% x 26 : 365 = 1,495,890411(Sumber : Catatan pratikum Terapan Komputer Perbankan)









Rabu, 20 Maret 2013

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI


PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.

1. Tim Pengembangan Sistem 
Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personalpersonal yang kompeten di bidangnya.

Suatu Tim biasanya terdiri dari :
1.Manajer Analis Sistem
2. Ketua Analis Sistem
3. Analis Sistem Senior 
4. Analis Sistem Junior
5. Pemrogram Aplikasi Senior
6. Pemrogram Aplikasi Junior

Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan dikembangkan cukup besar. Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil, maka personilnya dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan. 

2. Perlunya Pengembangan Sistem
Sistem  lama  yang perlu diperbaiki atau diganti  disebabkan  karena beberapa hal :

1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :

·         Ketidakberesan sistem yang lama
Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi  sesuai dengan yang diharapkan.

·         Pertumbuhan organisasi
Kebutuhan  informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi  yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan
informasi yang dibutuhkan manajemen.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan
Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat  menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana  yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.

3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.

3.  Indikator Diperlukannya Pengembangan Sistem
1.  Keluhan pelanggan
2.  Pengiriman barang yang sering tertunda
3.  Pembayaran gaji yang terlambat
4.  Laporan yang tidak tepat waktu
5.  Isi laporan yang sering salah
6.  Tanggung jawab yang tidak jelas
7.  Waktu kerja yang berlebihan
8.  Ketidakberesan kas
9.  Produktivitas tenaga kerja yang rendah
10. Banyaknya pekerja yang menganggur
11. Kegiatan yang tumpang tindih
12. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
13. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
14. Persediaan barang yang terlalu tinggi
15. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
16. Biaya operasi yang tinggi
17. File-file yang kurang teratur
18. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
19. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
20. Investasi yang tidak efisien
21. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
22. Kapasitas produksi yang menganggur
23. Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
24. DLL.

4.  Dengan  adanya  sistem  baru  diharapkan  terjadi  peningkatan  dalam hal :
1.    Kinerja,   yang   dapat   diukur   dari   throughput   dan   respon   time.
Throughput : jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu.
2.    Respon time : Rata-rata waktu tertunda di antara dua transaksi.
3.    Kualitas informasi yang disajikan
4.    Keuntungan   (penurunan   biaya).   Berhubungan   dengan   jumlah sumber daya yang digunakan
5.    Kontrol (pengendalian)
6.    Efisiensi
7.    Pelayanan

5.  Prinsip Pengembangan Sistem

Prinsip-prinsip pengembangan sistem, adalah :

1.  Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
2.  Sistem yang dikembangkan adalah  investasi modal yang besar
Maka setiap  investasi  modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :
-    Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan
-    Investasi yang terbaik harus bernilai
3.  Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
4.  Tahapan   kerja  dan  tugas-tugas   yang  baru  dilakukan   dalam  proses pengembangan sistem
5.  Proses pengembangan sistem tidak harus urut
6.  Jangan takut membatalkan proyek
7.  Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan system


6.  Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)
SDLC (Systems Development Life Cycle ) merupakan siklus hidup pengembangan system. Dalam rekayasa system dan rekayasa perangkat lunak, SDLC berupa suatu proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.
Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak.

Pengembangan SDLC adalah proses yang digunakan oleh analis system untuk mengembangkan sistem informasi, termasuk persyaratan, validasi, pelatihan, dan pengguna (stakeholder) kepemilikan. Setiap SDLC harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau melampaui harapan pelanggan, mencapai penyelesaian dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara efektif dan efisien di saat ini dan direncanakanTeknologi Informasi infrastruktur, dan murah untuk mempertahankan dan biaya efektif.

Fungsi SDLC :
Untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam fase fase utama dalam SDLC, yaitu :
• Perencanaan : Mengapa Mengembangkan Sistem?
• Analisis : Siapa, apa, kapan dan dimana sistem diterapkan?
• Perancangan : Bagaimana kerja sistem?
• Implementasi : Bagaimana Sistem Dipasang/diinstall?

Perencanaan :
• Mengidentifikasikan Nilai Bisnis
• Analisis Kelayakan
• Membuat Rencana Kerja
• Mengatur Staff
• Mengontrol dan Mengarahkan Projek
Analisis :
• Analisis masalah
• Mencari informasi yang terkait dengan sistem
• Menentukan model proses
• Menentukan model data

Perancangan :
• Perancangan Proses secara Fisik
• Perancangan Arsitektur Sistem
• Perancangan Interface
• Perancangan Basis Data dan Berkas
• Perancangan Program

Implementasi :
• Construction
• Instalation

a.  Fase Perencanaan Sistem

Dalam fase perencanaan sistem :
•   Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan  sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi.

•   Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.

• Sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan untuk mendukung pengembangan sistem.

Selama fase perencanaan sistem, dipertimbangkan :
• faktor-faktor kelayakan (feasibility factors) yang berkaitan dengan kemungkinan berhasilnya sistem informasi yang dikembangkan dan digunakan,
•   faktor-faktor   strategis   (strategic   factors)   yang   berkaitan   dengan pendukung  sistem informasi  dari sasaran  bisnis dipertimbangkan  untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan menerima prioritas yang tertinggi.

Faktor kelayakan (feasibility factors) :
•   Kelayakan teknis
•   Kelayakan ekonomis
•   Kelayakan legal
•   Kelayakan operasional
•   Kelayakan rencana

Faktor strategis (strategic factors) :
•   Produktivitas
•   Diferensiasi
•   Manajemen

Suatu sistem yang diusulkan harus layak, yaitu sistem ini harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :

·         Kelayakan  teknis untuk melihat apakah  sistem yang  diusulkan  dapat dikembangkan  dan di implementasikan  dengan menggunakan teknologi yang ada atau apakah teknologi yang baru dibutuhkan.
·         Kelayakan  ekonomis untuk melihat apakah dana yang tersedia cukup untuk mendukung estimasi biaya untuk sistem yang diusulkan.
·         Kelayakan  legal untuk melihat apakah ada konflik antara  sistem yang sedang    dipertimbangkan dengan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya secara legal.
·         Kelayakan  operasional  untuk  melihat  apakah  prosedur  dan  keahlian pegawai  yang ada cukup untuk mengoperasikan  sistem yang diusulkan atau apakah diperlukan penambahan/pengurangan prosedur dan keahlian.
·         Kelayakan  rencana  berarti  bahwa  sistem  yang  diusulkan  harus  telah beroperasi dalam waktu yang telah ditetapkan.

Selain  layak, proyek  sistem  yang diusulkan  harus mendukung  faktor-faktor strategis,seperti

·          Produktivitas  mengukur  jumlah output yang dihasilkan  oleh input yang tersedia.  Tujuan  produktivitas adalah mengurangi atau menghilangkan biaya tambahan yang tidak berarti. Produktivitas ini dapat diukur dengan rasio antara biaya yang dikeluarkan dengan jumlah unit yang dihasilkan.
·         Diferensiasi mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat menawarkan produk atau pelayanan yang sangat berbeda dengan produk dan pelayanan dari saingannya. Diferensiasi dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas, variasi, penanganan khusus, pelayanan yang lebih cepat dan biaya yang lebih rendah.
·         Manajemen melihat bagaimana sistem informasi menyediakan informasi untuk menolong manajer dalam merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan. Manajemen ini dapat dilihat dengan adanya laporan-laporan tentang efisiensi produktivitas setiap hari.

b.  Fase Analisis Sistem

Dalam fase ini :

•   Dilakukan proses penilaian identifikasi dan evaluasi  komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan   kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.

•   Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.

•   Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.

•   Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru.

•   Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.

•   Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.

•   Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan  sampai semua peserta setuju.

c.  Fase Perancangan Sistem secara Umum/Konseptual

Arti Perancangan Sistem
-   Tahap setelah analisis dari Siklus Hidup Pengembangan Sistem
-   Pendefinisian dari kebutuhan kebutuhan fungsional
-   Persiapan untuk rancang bangun implementasi
-   Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
-   Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau  pengaturan  dari  beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi
-   Termasuk menyangkut mengkonfirmasikan

Tujuan Perancangan Sistem
-   Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem
-   Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap  kepada  pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat

Sasaran Perancangan Sistem
-   Harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan
-   Harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan
-   Harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung  pengolahan  transaksi, pelaporan  manajemen  dan mendukung  keputusan  yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak dilakukan oleh komputer
-   Harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing- masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simponan data, metode-metode,  prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern.

Dalam fase ini :
• dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan   manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.

• pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan meng- identifikasikan  laporan-laporan  dan  output  yang  akan  dihasilkan  oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan  bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa  ini dilakukan  pada kertas atau pada tampilan komputer.

•   Jadi,  perancangan   sistem  secara  umum  berarti  untuk  menerangkan secara  luas  bagaimana  setiap  komponen  perancangan  sistem  tentang output, input, proses, kendali, database dan teknologi akan dirancang. Perancangan  sistem ini juga menerangkan data yang akan dimasukkan, dihitung  atau disimpan.  Perancang  sistem memilih  struktur  file dan alat penyimpanan seperti disket, pita magnetik, disk magnetik atau bahkan file- file  dokumen.  Prosedur-prosedur  yang  ditulis  menjelaskan  bagaimana data diproses untuk menghasilkan output.


d.  Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem

Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai  secara  hati-hati  dan  diuraikan  dalam  laporan  evaluasi  dan  seleksi sistem.

Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan  sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan,  maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif  perancangan  sudah  dipilih,  maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.

e.  Fase Perancangan Sistem  secara Detail/Fungsional

Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk perancangan secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail.

Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai  dan  didokumentasikan.  Semua  input  ditentukan  dan  format  input baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.

Berdasarkan  perancangan  output dan input, proses-proses  dirancang untuk mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara   online   atau   batch.   Macam-macam   model   dikembangkan   untuk mengubah   data  menjadi   informasi.   Prosedur   ditulis   untuk   membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.

Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan  error  ditentukan.  Pada  beberapa  proyek  sistem,  teknologi  baru  dan berbeda dibutuhkan untuk merancang kemampuan tambahan macam-macam komputer, peralatan dan jaringan telekomunikasi.

Pada  akhir  fase  ini,  laporan  rancangan  sistem  secara  detail  dihasilkan. Laporan  ini mungkin  berisi beribu-ribu  dokumen  dengan  semua  spesifikasi untuk  masing-masing   rancangan   sistem  yang  terintegrasi   menjadi   satu kesatuan.  Laporan  ini  dapat  juga  dijadikan  sebagai  buku  pedoman  yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.

Meskipun sejumlah orang telah me-review dan menyetujui setiap komponen rancangan sistem, review terhadap rancangan sistem secara detail harus dilakukan kembali secara menyeluruh dan lengkap oleh pemakai sistem dan personel  manajemen,  sedangkan  profesional  sistem  mungkin  tidak  terlibat dalam kegiatan ini.

Tujuan dilakukannya review secara menyeluruh ini adalah untuk menemukan error dan kekurangan  rancangan  sebelum  implementasi  dimulai.  Jika error dan kekurangan atau sesuatu yang hilang ditemukan sebelum implementasi sistem, sumber daya yang bernilai dapat diselamatkan  dan kesalahan yang tidak diinginkan terhindari. Setelah semua review secara menyeluruh selesai dilaksanakan, perubahan-perubahan dibuat dan pemakai dan manajer sistem menandatangani laporan perancangan secara detail.




Alat-alat Perancangan

Alat-alat perancangan menolong profesional sistem untuk membentuk struktur sistem yang akan memenuhi kebutuhan pemakai selama aktivitas analisis. Alat-alat perancangan sistem yang digunakan adalah :
·         Spesifikasi proses untuk menjelaskan bagaimana data ditransformasikan menjadi  informasi,  seperti  Pseudocode,  Structure  english,  dan  Tabel keputusan.
·         Hierachy Plus Input, Process, Output (HIPO) untuk merepresentasikan hirarki modul-modul program tidak termasuk dokumentasi interface antar modul.
·         Structure  chart  untuk  merepresentasikan  hirarki  modul-modul  program termasuk dokumentasi interface antar modul.
·         Diagram  Warnier-Orr  (W/O) untuk merepresentasikan  struktur program dari gambaran umum sampai detail.
·         Diagram Jackson untuk merepresentasikan struktur program.

f.   Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem

Pada fase ini :
•   sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
•   Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.
•   laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu
o rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and
Evaluation Review Technique (PERT) Chart  dan
o penjadwalan  proyek  dan  teknik  manajemen.  Bagian  kedua  adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :
−   pengembangan perangkat lunak
−   Persiapan lokasi peletakkan sistem
−   Instalasi peralatan yang digunakan
−   Pengujian Sistem
−   Pelatihan untuk para pemakai sistem
−   Persiapan dokumentasi

7.    Pendekatan Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa pendekatan  untuk mengembangkan  sistem, yaitu Pendekatan  Klasik, Pendekatan  Terstruktur,  Pendekatan  Dari  Bawah  Ke Atas, Pendekatan Dari Atas Ke Bawah.

Pendekatan Klasik
Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan Tradisional (traditional  approach)  atau  Pendekatan  Konvensional (conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.

Permasalahan-permasalahan   yang  dapat  timbul  pada  Pendekatan
Klasik adalah sebagai berikut  :

1.  Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses pengembangan perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data dictionary),   tabel   keputusan   (decision   table).   diagram   IPO,   bagan terstruktur  (structured  chart)  dan  lain  sebagainya  yang  memungkinkan pengembangan  perangkat  lunak lebih terarah berdasarkan  alat-alat dan teknik-teknik tersebut

2.  Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal
Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan karena  dokumentasi  sistem  yang  dikembangkan  kurang  lengkap  dan kurang  terstruktur. Dokumentasi  ini  merupakan  hasil  dari  alat-alat  dan teknik -teknik yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap dan walaupun ada tetapi strukturnya kurang jelas, sehingga pada waktu pemeliharaan sistem menjadi kesulitan.

3.  Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan    kesalahan- kesalahan sistem akan menjadi lebih besar.

4.  Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan   dari pendekatan   klasik adalah   kerja dari personil-personil pengembang  sistem,  bukan  pada  pemakai  sistem,  padahal  sekarang sudah  disadari  bahwa  dukungan  dan pemahaman  dari pemakai  sistem terhadap  sistem  yang  sedang  dikembangkan  merupakan  hal yang  vital untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya.

Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan baru disebut dengan Pendekatan  Terstruktur.  Pendekatan  ini  pada  dasarnya  mencoba menyediakan kepada analis sistem dengan  alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem disamping tetap mengikuti ide dari system life cycle.

Pendekatan terstruktur  (Structured Approach)

Pendekatan  terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik- teknik yang dibutuhkan  dalam pengembangan  sistem, sehingga  hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Beberapa metodologi pengembangan sistem yang terstruktur  telah banyak yang diperkenalkan baik dalam buku- buku, maupun oleh perusahaan-perusahaan konsultan pengembang sistem. Metodologi ini memperkenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur.
Konsep  pengembangan  sistem  terstruktur  bukan  merupakan  konsep
yang baru.   Teknik perakitan di pabrik-pabrik dan perancangan sirkuit untuk alat-alat elektronik adalah dua contoh baru konsep ini yang banyak digunakan di industri-industri.  Konsep ini memang relatif masih baru digunakan dalam mengembangkan sistem informasi untuk dihasilkan produk sistem yang memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan- permasalahan yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari   sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai  dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran biayanya, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik  (bebas kesalahan).


Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)

Pendekatan   ini   dimulai   dari   level   bawah   organisasi,   yaitu   level operasional   dimana   transaksi   dilakukan.   Pendekatan   ini   dimulai   dari perumusan  kebutuhan-kebutuhan  untuk  menangani  transaksi  dan  naik  ke level atas dengan merumuskan  kebutuhan  informasi  berdasarkan  transaksi tersebut.  Pendekatan  ini  ciri-ciri  dari  pendekatan  klasik.  Pendekatan  dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis,  karena yang menjadi tekanan  adalah data yang akan diolah  terlebih  dahulu,  informasi  yang  akan dihasilkan  menyusul  mengikuti datanya.

Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)

Pendekatan  Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)   dimulai dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan  transaksi,  yaitu penentuan  output, input, basis data, prosedur- prosedur   operasi   dan   kontrol.   Pendekatan   ini   juga   merupakan   ciri-ciri pendekatan  terstruktur.  Pendekatan  atas-turun  bila  digunakan  pada  tahap analis  sistem  disebut  juga  dengan  istilah  decision  analysis,  karena  yang menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.

Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)

Pengembangan   yang   menekankan   pada   suatu   kegiatan/aplikasi tertentu tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan  sasaran  organisasi  secara  global  (memperhatikan  sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja).

Pendekatan Sistem (systems approach)

Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk  masing-masing  kegiatan/aplikasinya  dan  menekankan  sasaran organisasi secara global.

Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach)

Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).

Pendekatan Moduler (modular approach)

Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana, sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah dipelihara (ciri terstruktur)

Lompatan jauh (great loop approach)

Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi,
terlalu mahal, sulit dikembangkan karena terlalu komplek.

Pendekatan Berkembang (evolutionary approach)
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi- aplikasi yang memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.



Keuntungan pendekatan terstruktur :
1. Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity).
2. Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal).
3. Standarisasi (standardization).
4. Orientasi ke masa datang (future orientation).
5. Mengurangi ketergantungan pada disainer (less reliance on artistry).

8.     Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi adalah kesatuan metode-metode,  prosedur-prosedur, konsep-konsep  pekerjaan,  aturan-aturan,  postulat-postulat  yang  digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya. Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi Pengembangan sistem berarti metode-metode, prosedur-prosedur, konsep- konsep pekerjaan, aturan-aturan  dan postulat-postulat  (kerangka pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan  suatu sistem informasi. Urut- urutan prosedur untuk pemecahan masalah dikenal dengan istilah Algoritma
Metodologi pengembangan sistem   adalah metode-metode, prosedur-
prosedur,   konsep-konsep   pekerjaan,   aturan-aturan   dan   postulat-postulat (dalil) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Klasifikasi dari metodologi :

1.  Functional decomposition methodologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-subsistem  yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan ditetapkan. Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah :
-    HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
-    Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
-    Information Hiding

2.  Data Oriented Methodologies
Metodologi   ini  menekankan   pada  karakteristik   dari  data  yang  akan diproses. Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
1.  Data   flow   oriented   methodologies,   sistem   secara   logika   dapat
digambarkan   secara   logika   dari   arus   data   dan   hubungan   antar fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
-    SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
-    Composite Design
-    SSAD (Structured System Analysis and Design)

2.  Data Structured oriented methodologies
Metodologi  ini menekankan  struktur  dari input dan output  di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
-    JSD (Jackson’s System Development)
-    W/O (Warnier/Orr)
3.  Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari   ISDOS   adalah   mengotomatisasi   proses   pengembangan   sistem informasi. ISDOS mempunyai dua komponen, yaitu :

1.  PSL  (Program  Statement  Language),  merupakan  komponen  utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat  kebutuhan  pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk   menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa pemrograman prosedural.

2.  PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.


9.  Alat dan Teknik Pengembangan Sistem

Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya adalah :

1.  HIPO diagram
2.  Data flow diagram
3.  Structured chart
4.  SADT diagram
5.  Warnier / Orr diagram
6.  Jackson’s diagram

Beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu dapat digunakan disemua metodologi yang ada. Alat-alat ini berupa suatu bagan, diantaranya :

1.  Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting) :
a. Bagan alir sistem (System Flowchart)
b. Bagan alir program (Program Flowchart)
- Bagan alir logika program (Program logic Flowchart)
- Bagan alir program komputer (Detailed computer program Flowchart)
c. Bagan alir kerta kerja (Paperwork Flowchart) atau disebut juga Bagan alir formulir
d. Bagan alir hubungan database (Database relationship Flowchart)
e. Bagan alir proses (Process Flowchart)
f. Gant chart

2.  Bagan untuk menggambarkan tata letak (Layout charting)

3. Bagan untuk menggmbarkan hubungan personil (Personal relationship charting) :
a.  Bagan distribusi kerja (Working distribution chart)
b.  Bagan organisasi (Organization chart)



Teknik yang digunakan untuk pengembangan sistem diantaranya :

1.  Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk penjadwalan proyek
2.  Teknik untuk menemukan fakta (Fact finding technique), yaitu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan  data dan menemukan fakta-fakta dalam  kegiatan  mempelajari  sistem  yang  ada.  Teknik  ini  diantaranya adalah
-    Wawancara (Interview)
-    Persiapan yang dilakukan :
-    buat janji pertemuan
-    pastikan orang yang akan diwawancarai
-    pokok permasalahan
-    Pada saat wawancara yang perlu diperhatikan :
-    Siapa yang akan diwawancarai
-    Pokok permasalahan
-    Tanggapan
-    Kapan akan bertemu kembali
-    Observasi (Observation)
-    Daftar pertanyaan (Questionaires)
-    Pengumpulan Sampel (Sampling)

3.  Teknik analisis biaya/manfaat (Cost Effectiveness Analysis atau Cost Benefit Analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung biaya   yang   berhubungan   dengan   pengembangan   sistem   informasi seperti ;
-    biaya pengadaan
-    biaya persiapan
-    biaya proyek
-    biaya operasi

serta manfaat yang didapat dari sistem informasi seperti ;
-    manfaat mengurangi biaya
-    manfaat mengurangi kesalahan
-    manfaat meningkatkan kecepatan aktivitas
-    manfaat meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen



4.  Teknik untuk menjalankan rapat
Tujuan dari rapat dalam pengembangan sistem diantaranya adalah untuk ;
-    mendefinisikan masalah
-    mengumpulkan ide-ide
-    memecahkan permasalahan-permasalahan
-    menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi
-    menganalisis kemajuan proyek
-    mengumpulkan data atau fakta
-    perundingan-perundingan

Tahapan pelaksanaan kegiatan ;
-    merencanakan rapat
-    menjalankan rapat
-    menindaklanjuti hasil rapat

5.  Teknik Inspeksi / Walkthrough
Proses  dari  analisis  dan  desain  sistem  harus  diawasi.  Pengawasan  ini dapat dilakukan dengan cara memverifikasi hasil dari setiap tahap pengembangan   sistem.  Verifikasi     hasil  kerja  secara  formal  disebut dengan   Inspeksi   (inspection)   sedangkan   yang   tidak   formal   disebut
Walkthrough.