PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI
Pengembangan sistem merupakan penyusunan
suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan
atau memperbaiki sistem yang telah ada.
1. Tim Pengembangan
Sistem
Pengembangan sistem tentunya harus didukung
oleh personalpersonal yang kompeten di bidangnya.
Suatu Tim biasanya terdiri dari :
1.Manajer Analis Sistem
2. Ketua Analis Sistem
3. Analis Sistem Senior
4. Analis Sistem Junior
5. Pemrogram Aplikasi Senior
6. Pemrogram Aplikasi Junior
Jumlah personil Tim di atas diperlukan
apabila sistem yang akan dikembangkan cukup besar. Apabila sistem yang akan
dikembangkan kecil, maka personilnya dapat disesuaikan berdasarkan
kebutuhan.
2. Perlunya Pengembangan
Sistem
Sistem
lama yang perlu diperbaiki atau
diganti disebabkan karena beberapa hal :
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems)
yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :
·
Ketidakberesan sistem yang lama
Ketidakberesan dalam sistem yang lama
menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
·
Pertumbuhan organisasi
Kebutuhan
informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan
prinsip akuntansi yang baru menyebabkan
harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi
dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan
informasi yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan
Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat,
kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat
menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan
dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk
meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh manajemen.
3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya
peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga
terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari
atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.
3. Indikator Diperlukannya Pengembangan Sistem
1. Keluhan
pelanggan
2. Pengiriman
barang yang sering tertunda
3. Pembayaran gaji
yang terlambat
4. Laporan yang
tidak tepat waktu
5. Isi laporan
yang sering salah
6. Tanggung jawab
yang tidak jelas
7. Waktu kerja
yang berlebihan
8. Ketidakberesan
kas
9. Produktivitas
tenaga kerja yang rendah
10. Banyaknya pekerja yang menganggur
11. Kegiatan yang tumpang tindih
12. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
13. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
14. Persediaan barang yang terlalu tinggi
15. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
16. Biaya operasi yang tinggi
17. File-file yang kurang teratur
18. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
19. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
20. Investasi yang tidak efisien
21. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
22. Kapasitas produksi yang menganggur
23. Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
24. DLL.
4. Dengan
adanya sistem baru
diharapkan terjadi peningkatan
dalam hal :
1.
Kinerja, yang dapat
diukur dari throughput
dan respon time.
Throughput : jumlah
pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu.
2.
Respon time : Rata-rata waktu tertunda di antara dua transaksi.
3.
Kualitas informasi yang disajikan
4.
Keuntungan (penurunan biaya).
Berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan
5.
Kontrol (pengendalian)
6.
Efisiensi
7.
Pelayanan
5. Prinsip Pengembangan Sistem
Prinsip-prinsip pengembangan sistem, adalah :
1.
Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
2.
Sistem yang dikembangkan adalah
investasi modal yang besar
Maka setiap
investasi modal harus
mempertimbangkan 2 hal berikut ini :
-
Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan
-
Investasi yang terbaik harus bernilai
3.
Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
4.
Tahapan kerja dan tugas-tugas yang
baru dilakukan dalam
proses pengembangan sistem
5.
Proses pengembangan sistem tidak harus urut
6.
Jangan takut membatalkan proyek
7.
Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan system
6. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
(SDLC)
SDLC (Systems Development Life Cycle ) merupakan siklus hidup
pengembangan system. Dalam rekayasa system dan rekayasa perangkat lunak, SDLC
berupa suatu proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi
yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.
Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC
mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak.
Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan
pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat
lunak.
Pengembangan SDLC adalah proses yang digunakan
oleh analis system untuk mengembangkan sistem informasi, termasuk persyaratan,
validasi, pelatihan, dan pengguna (stakeholder) kepemilikan. Setiap SDLC harus
menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau melampaui harapan
pelanggan, mencapai penyelesaian dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja
secara efektif dan efisien di saat ini dan direncanakanTeknologi Informasi
infrastruktur, dan murah untuk mempertahankan dan biaya efektif.
Fungsi SDLC :
Untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan
langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam fase
fase utama dalam SDLC, yaitu :
• Perencanaan : Mengapa Mengembangkan Sistem?
• Analisis : Siapa, apa, kapan dan dimana
sistem diterapkan?
• Perancangan : Bagaimana kerja sistem?
• Implementasi : Bagaimana Sistem
Dipasang/diinstall?
Perencanaan :
• Mengidentifikasikan Nilai Bisnis
• Analisis Kelayakan
• Membuat Rencana Kerja
• Mengatur Staff
• Mengontrol dan Mengarahkan Projek
• Mengidentifikasikan Nilai Bisnis
• Analisis Kelayakan
• Membuat Rencana Kerja
• Mengatur Staff
• Mengontrol dan Mengarahkan Projek
Analisis :
• Analisis masalah
• Mencari informasi yang terkait dengan sistem
• Menentukan model proses
• Menentukan model data
• Analisis masalah
• Mencari informasi yang terkait dengan sistem
• Menentukan model proses
• Menentukan model data
Perancangan :
• Perancangan Proses secara Fisik
• Perancangan Arsitektur Sistem
• Perancangan Interface
• Perancangan Basis Data dan Berkas
• Perancangan Program
• Perancangan Proses secara Fisik
• Perancangan Arsitektur Sistem
• Perancangan Interface
• Perancangan Basis Data dan Berkas
• Perancangan Program
Implementasi :
• Construction
• Instalation
• Construction
• Instalation
a.
Fase Perencanaan Sistem
Dalam fase perencanaan sistem :
•
Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi.
•
Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek
dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.
• Sumber daya baru direncanakan untuk, dan
dana disediakan untuk mendukung pengembangan sistem.
Selama fase perencanaan sistem,
dipertimbangkan :
• faktor-faktor kelayakan (feasibility
factors) yang berkaitan dengan kemungkinan berhasilnya sistem informasi yang
dikembangkan dan digunakan,
•
faktor-faktor strategis (strategic
factors) yang berkaitan
dengan pendukung sistem
informasi dari sasaran bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan.
Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang
akan menerima prioritas yang tertinggi.
Faktor kelayakan (feasibility factors) :
•
Kelayakan teknis
•
Kelayakan ekonomis
•
Kelayakan legal
•
Kelayakan operasional
•
Kelayakan rencana
Faktor strategis (strategic factors) :
•
Produktivitas
•
Diferensiasi
•
Manajemen
Suatu sistem yang diusulkan harus layak,
yaitu sistem ini harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
·
Kelayakan teknis untuk
melihat apakah sistem yang diusulkan
dapat dikembangkan dan di implementasikan dengan menggunakan teknologi yang ada atau
apakah teknologi yang baru dibutuhkan.
·
Kelayakan ekonomis untuk
melihat apakah dana yang tersedia cukup untuk mendukung estimasi biaya untuk
sistem yang diusulkan.
·
Kelayakan legal untuk
melihat apakah ada konflik antara sistem
yang sedang dipertimbangkan dengan
kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya secara legal.
·
Kelayakan operasional untuk
melihat apakah prosedur
dan keahlian pegawai yang ada cukup untuk mengoperasikan sistem yang diusulkan atau apakah diperlukan
penambahan/pengurangan prosedur dan keahlian.
·
Kelayakan rencana berarti
bahwa sistem yang
diusulkan harus telah beroperasi dalam waktu yang telah
ditetapkan.
Selain
layak, proyek sistem yang diusulkan harus mendukung faktor-faktor strategis,seperti
·
Produktivitas mengukur
jumlah output yang dihasilkan
oleh input yang tersedia.
Tujuan produktivitas adalah
mengurangi atau menghilangkan biaya tambahan yang tidak berarti. Produktivitas
ini dapat diukur dengan rasio antara biaya yang dikeluarkan dengan jumlah unit
yang dihasilkan.
·
Diferensiasi mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat menawarkan
produk atau pelayanan yang sangat berbeda dengan produk dan pelayanan dari saingannya.
Diferensiasi dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas, variasi, penanganan
khusus, pelayanan yang lebih cepat dan biaya yang lebih rendah.
·
Manajemen melihat bagaimana sistem informasi menyediakan informasi
untuk menolong manajer dalam merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan.
Manajemen ini dapat dilihat dengan adanya laporan-laporan tentang efisiensi
produktivitas setiap hari.
b.
Fase Analisis Sistem
Dalam fase ini :
•
Dilakukan proses penilaian identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik yang
terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas
dan kendala-kendala sistem; ditambah
identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang
berpotensi.
•
Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan
analisis sistem.
•
Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu
tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
• Tim
proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk
mengembangkan suatu sistem baru.
•
Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional
sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan
untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
•
Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui
secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan
berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
•
Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan.
Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini
disetujui, tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum.
Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis
tambahan sampai semua peserta setuju.
c. Fase Perancangan Sistem secara
Umum/Konseptual
Arti Perancangan Sistem
-
Tahap setelah analisis dari Siklus Hidup Pengembangan Sistem
-
Pendefinisian dari kebutuhan kebutuhan fungsional
-
Persiapan untuk rancang bangun implementasi
-
Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
-
Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa
atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan
berfungsi
-
Termasuk menyangkut mengkonfirmasikan
Tujuan Perancangan Sistem
-
Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem
-
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik
lainnya yang terlibat
Sasaran Perancangan Sistem
-
Harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan
-
Harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan
-
Harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan
transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung
keputusan yang akan dilakukan
oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak dilakukan oleh
komputer
-
Harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-
masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi,
simponan data, metode-metode,
prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak dan
pengendalian intern.
Dalam fase ini :
• dibentuk alternatif-alternatif perancangan
konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan
kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan
terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
• pada fase ini analis sistem mulai merancang
proses dengan meng- identifikasikan
laporan-laporan dan output
yang akan dihasilkan
oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan.
Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka
harapkan bila sistem telah selesai
dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.
•
Jadi, perancangan sistem
secara umum berarti
untuk menerangkan secara luas
bagaimana setiap komponen
perancangan sistem tentang output, input, proses, kendali,
database dan teknologi akan dirancang. Perancangan sistem ini juga menerangkan data yang akan
dimasukkan, dihitung atau disimpan. Perancang
sistem memilih struktur file dan alat penyimpanan seperti disket,
pita magnetik, disk magnetik atau bahkan file- file dokumen.
Prosedur-prosedur yang ditulis
menjelaskan bagaimana data diproses
untuk menghasilkan output.
d. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum
menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase
evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari
laporan dengan proyek sistem dinilai
secara hati-hati dan
diuraikan dalam laporan
evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan
konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat
dibenarkan, maka semua altenatif akan
dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan
salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu
alternatif perancangan sudah
dipilih, maka akan dibuatkan
rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
e. Fase Perancangan Sistem secara Detail/Fungsional
Fase perancangan sistem secara detail
menyediakan spesifikasi untuk perancangan secara konseptual. Pada fase ini
semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail.
Perencanaan output (layout) dirancang untuk
semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output
direview dan disetujui oleh pemakai
dan didokumentasikan. Semua
input ditentukan dan
format input baik untuk layar dan
form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Berdasarkan
perancangan output dan input,
proses-proses dirancang untuk mengubah
input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online
atau batch. Macam-macam
model dikembangkan untuk mengubah data
menjadi informasi. Prosedur
ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar
dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Database dirancang untuk menyimpan dan
mengakses data. Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru
dari macam-macam ancaman dan error ditentukan.
Pada beberapa proyek
sistem, teknologi baru
dan berbeda dibutuhkan untuk merancang kemampuan tambahan macam-macam
komputer, peralatan dan jaringan telekomunikasi.
Pada
akhir fase ini,
laporan rancangan sistem
secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin
berisi beribu-ribu dokumen dengan
semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan
sistem yang terintegrasi
menjadi satu kesatuan. Laporan
ini dapat juga
dijadikan sebagai buku
pedoman yang lengkap untuk
merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan
tugas-tugas implementasi lainnya.
Meskipun sejumlah orang telah me-review dan
menyetujui setiap komponen rancangan sistem, review terhadap rancangan sistem
secara detail harus dilakukan kembali secara menyeluruh dan lengkap oleh
pemakai sistem dan personel
manajemen, sedangkan profesional
sistem mungkin tidak
terlibat dalam kegiatan ini.
Tujuan dilakukannya review secara menyeluruh
ini adalah untuk menemukan error dan kekurangan
rancangan sebelum implementasi
dimulai. Jika error dan
kekurangan atau sesuatu yang hilang ditemukan sebelum implementasi sistem,
sumber daya yang bernilai dapat diselamatkan
dan kesalahan yang tidak diinginkan terhindari. Setelah semua review
secara menyeluruh selesai dilaksanakan, perubahan-perubahan dibuat dan pemakai
dan manajer sistem menandatangani laporan perancangan secara detail.
Alat-alat
Perancangan
Alat-alat perancangan menolong profesional
sistem untuk membentuk struktur sistem yang akan memenuhi kebutuhan pemakai
selama aktivitas analisis. Alat-alat perancangan sistem yang digunakan adalah :
·
Spesifikasi proses untuk menjelaskan bagaimana data
ditransformasikan menjadi
informasi, seperti Pseudocode,
Structure english, dan
Tabel keputusan.
·
Hierachy Plus Input, Process, Output (HIPO) untuk
merepresentasikan hirarki modul-modul program tidak termasuk dokumentasi
interface antar modul.
·
Structure chart untuk
merepresentasikan hirarki modul-modul
program termasuk dokumentasi interface antar modul.
·
Diagram Warnier-Orr (W/O) untuk merepresentasikan struktur program dari gambaran umum sampai
detail.
·
Diagram Jackson untuk merepresentasikan struktur program.
f. Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan
Sistem
Pada fase ini :
•
sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
•
Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi
sistem baru.
•
laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu
o rencana implementasi
dalam bentuk Gantt Chart atau Program and
Evaluation Review Technique (PERT) Chart dan
o penjadwalan proyek
dan teknik manajemen.
Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas penting
untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :
−
pengembangan perangkat lunak
−
Persiapan lokasi peletakkan sistem
−
Instalasi peralatan yang digunakan
−
Pengujian Sistem
−
Pelatihan untuk para pemakai sistem
−
Persiapan dokumentasi
7. Pendekatan Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur,
Pendekatan Dari Bawah
Ke Atas, Pendekatan Dari Atas Ke Bawah.
Pendekatan
Klasik
Pendekatan Klasik (classical approach)
disebut juga dengan Pendekatan Tradisional (traditional approach)
atau Pendekatan Konvensional (conventional approach).
Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti
tahapan-tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa
pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.
Permasalahan-permasalahan yang
dapat timbul pada
Pendekatan
Klasik adalah sebagai berikut :
1.
Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat
dan teknik-teknik di dalam mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses
pengembangan perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan
oleh pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan terstruktur yang memberikan
alat-alat seperti diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data
dictionary), tabel keputusan
(decision table). diagram
IPO, bagan terstruktur (structured
chart) dan lain
sebagainya yang memungkinkan pengembangan perangkat
lunak lebih terarah berdasarkan
alat-alat dan teknik-teknik tersebut
2.
Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal
Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan
sistem klasik disebabkan karena
dokumentasi sistem yang
dikembangkan kurang lengkap
dan kurang terstruktur. Dokumentasi ini
merupakan hasil dari
alat-alat dan teknik -teknik yang
digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan
teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap dan walaupun ada tetapi
strukturnya kurang jelas, sehingga pada waktu pemeliharaan sistem menjadi
kesulitan.
3.
Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada
analis sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan kesalahan- kesalahan sistem akan menjadi
lebih besar.
4.
Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan
dari pendekatan klasik
adalah kerja dari personil-personil
pengembang sistem, bukan
pada pemakai sistem,
padahal sekarang sudah disadari
bahwa dukungan dan pemahaman
dari pemakai sistem terhadap sistem
yang sedang dikembangkan
merupakan hal yang vital untuk keberhasilan proyek pengembangan
sistem pada akhirnya.
Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan
baru disebut dengan Pendekatan
Terstruktur. Pendekatan ini
pada dasarnya mencoba menyediakan kepada analis sistem
dengan alat-alat dan teknik-teknik untuk
mengembangkan sistem disamping tetap mengikuti ide dari system life cycle.
Pendekatan
terstruktur (Structured Approach)
Pendekatan
terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik- teknik yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan
akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Beberapa
metodologi pengembangan sistem yang terstruktur
telah banyak yang diperkenalkan baik dalam buku- buku, maupun oleh
perusahaan-perusahaan konsultan pengembang sistem. Metodologi ini memperkenalkan
penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang
terstruktur.
Konsep
pengembangan sistem terstruktur
bukan merupakan konsep
yang baru.
Teknik perakitan di pabrik-pabrik dan perancangan sirkuit untuk
alat-alat elektronik adalah dua contoh baru konsep ini yang banyak digunakan di
industri-industri. Konsep ini memang
relatif masih baru digunakan dalam mengembangkan sistem informasi untuk
dihasilkan produk sistem yang memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan
terstruktur, permasalahan- permasalahan yang kompleks dalam organisasi dapat
dipecahkan dan hasil dari sistem akan
mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya,
sesuai dengan anggaran biayanya, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya
akan lebih baik (bebas kesalahan).
Dari Bawah
Ke Atas (Bottom-up Approach)
Pendekatan
ini dimulai dari
level bawah organisasi,
yaitu level operasional dimana
transaksi dilakukan. Pendekatan
ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk
menangani transaksi dan
naik ke level atas dengan
merumuskan kebutuhan informasi
berdasarkan transaksi
tersebut. Pendekatan ini
ciri-ciri dari pendekatan
klasik. Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap
analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih
dahulu, informasi yang
akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.
Pendekatan
Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)
Pendekatan
Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)
dimulai dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi.
Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan
organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya
analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka
proses turun ke pemrosesan
transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data, prosedur-
prosedur operasi dan
kontrol. Pendekatan ini
juga merupakan ciri-ciri pendekatan terstruktur.
Pendekatan atas-turun bila
digunakan pada tahap analis
sistem disebut juga
dengan istilah decision
analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian
data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang
dibutuhkan.
Pendekatan
Sepotong (piecemeal approach)
Pengembangan
yang menekankan pada
suatu kegiatan/aplikasi tertentu
tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan sasaran
organisasi secara global
(memperhatikan sasaran dari
kegiatan atau aplikasi itu saja).
Pendekatan
Sistem (systems approach)
Memperhatikan sistem informasi sebagai satu
kesatuan terintegrasi untuk
masing-masing
kegiatan/aplikasinya dan menekankan
sasaran organisasi secara global.
Pendekatan
Sistem menyeluruh (total-system approach)
Pendekatan pengembangan sistem serentak
secara menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).
Pendekatan
Moduler (modular approach)
Pendekatan dengan memecah sistem komplek
menjadi modul yang sederhana, sehingga sistem lebih mudah dipahami dan
dikembangkan, tepat waktu, mudah dipelihara (ciri terstruktur)
Lompatan
jauh (great loop approach)
Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh
secara serentak menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko
tinggi,
terlalu mahal, sulit dikembangkan karena
terlalu komplek.
Pendekatan
Berkembang (evolutionary approach)
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih
hanya untuk aplikasi- aplikasi yang memerlukan saja dan terus dikembangkan
untuk periode berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.
Keuntungan pendekatan terstruktur :
1. Mengurangi kerumitan masalah (reduction of
complexity).
2. Konsep mengarah pada sistem yang ideal
(focus on ideal).
3. Standarisasi (standardization).
4. Orientasi ke masa datang (future
orientation).
5. Mengurangi ketergantungan pada disainer
(less reliance on artistry).
8. Metodologi Pengembangan
Sistem
Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan,
aturan-aturan, postulat-postulat yang
digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya.
Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu.
Metodologi Pengembangan sistem berarti metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep- konsep pekerjaan, aturan-aturan
dan postulat-postulat (kerangka
pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Urut- urutan prosedur
untuk pemecahan masalah dikenal dengan istilah Algoritma
Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-
prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan
postulat-postulat (dalil) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu
sistem informasi. Klasifikasi dari metodologi :
1. Functional decomposition methodologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari
sistem ke dalam subsistem-subsistem yang
lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan
ditetapkan. Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah :
-
HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
-
Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
-
Information Hiding
2. Data Oriented Methodologies
Metodologi
ini menekankan pada
karakteristik dari data
yang akan diproses. Dikelompokkan
ke dalam dua kelas, yaitu :
1.
Data flow oriented
methodologies, sistem secara
logika dapat
digambarkan
secara logika dari
arus data dan
hubungan antar fungsinya di
dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
-
SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
-
Composite Design
-
SSAD (Structured System Analysis and Design)
2.
Data Structured oriented methodologies
Metodologi
ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini
adalah :
-
JSD (Jackson’s System Development)
-
W/O (Warnier/Orr)
3. Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan
Optimization System), merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University
of Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah
mengotomatisasi proses pengembangan sistem informasi. ISDOS mempunyai dua
komponen, yaitu :
1.
PSL (Program Statement
Language), merupakan komponen
utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan
pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL dirancang sehingga
output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa
untuk menggambarkan sistemnya dan bukan
merupakan bahasa pemrograman prosedural.
2. PSA
(Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan
kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan,
disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.
9. Alat dan Teknik Pengembangan Sistem
Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk
grafik diantaranya adalah :
1.
HIPO diagram
2.
Data flow diagram
3.
Structured chart
4.
SADT diagram
5.
Warnier / Orr diagram
6.
Jackson’s diagram
Beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya
umum, yaitu dapat digunakan disemua metodologi yang ada. Alat-alat ini berupa
suatu bagan, diantaranya :
1.
Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting) :
a. Bagan alir sistem (System Flowchart)
b. Bagan alir program (Program Flowchart)
- Bagan alir logika program (Program logic
Flowchart)
- Bagan alir program komputer (Detailed
computer program Flowchart)
c. Bagan alir kerta kerja (Paperwork
Flowchart) atau disebut juga Bagan alir formulir
d. Bagan alir hubungan database (Database
relationship Flowchart)
e. Bagan alir proses (Process Flowchart)
f. Gant chart
2.
Bagan untuk menggambarkan tata letak (Layout charting)
3. Bagan untuk menggmbarkan hubungan personil
(Personal relationship charting) :
a.
Bagan distribusi kerja (Working distribution chart)
b.
Bagan organisasi (Organization chart)
Teknik yang digunakan untuk pengembangan
sistem diantaranya :
1.
Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT
(Program Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk
penjadwalan proyek
2.
Teknik untuk menemukan fakta (Fact finding technique), yaitu teknik yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan data
dan menemukan fakta-fakta dalam
kegiatan mempelajari sistem
yang ada. Teknik
ini diantaranya adalah
-
Wawancara (Interview)
-
Persiapan yang dilakukan :
- buat janji pertemuan
-
pastikan orang yang akan diwawancarai
-
pokok permasalahan
-
Pada saat wawancara yang perlu diperhatikan :
-
Siapa yang akan diwawancarai
-
Pokok permasalahan
-
Tanggapan
- Kapan
akan bertemu kembali
-
Observasi (Observation)
-
Daftar pertanyaan (Questionaires)
-
Pengumpulan Sampel (Sampling)
3.
Teknik analisis biaya/manfaat (Cost Effectiveness Analysis atau Cost
Benefit Analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung
biaya yang berhubungan
dengan pengembangan sistem
informasi seperti ;
-
biaya pengadaan
-
biaya persiapan
-
biaya proyek
-
biaya operasi
serta manfaat yang didapat dari sistem
informasi seperti ;
-
manfaat mengurangi biaya
-
manfaat mengurangi kesalahan
-
manfaat meningkatkan kecepatan aktivitas
-
manfaat meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen
4.
Teknik untuk menjalankan rapat
Tujuan dari rapat dalam pengembangan sistem
diantaranya adalah untuk ;
-
mendefinisikan masalah
-
mengumpulkan ide-ide
-
memecahkan permasalahan-permasalahan
-
menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi
-
menganalisis kemajuan proyek
-
mengumpulkan data atau fakta
-
perundingan-perundingan
Tahapan pelaksanaan kegiatan ;
-
merencanakan rapat
-
menjalankan rapat
-
menindaklanjuti hasil rapat
5.
Teknik Inspeksi / Walkthrough
Proses
dari analisis dan
desain sistem harus
diawasi. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan cara memverifikasi
hasil dari setiap tahap pengembangan
sistem. Verifikasi hasil
kerja secara formal
disebut dengan Inspeksi (inspection) sedangkan
yang tidak formal
disebut
Walkthrough.